Orang yang Merugi
Dalam
perdagangan, manusia tentu ingin meraih keuntungan, bukan kerugian, apalagi
sampai bangkrut, yakni bukan hanya hanya untung yang tidak diperolehnya, tapi
modalpun sampai habis sehingga ia punya utang yang banyak.
Dalam hubungan dengan Allah SWT, disebut juga dengan
hubungan perdagangan sebagaimana firman Allah SWT surat (QS Ash Shaff [61]:10-11).
artinya : Hai orang-orang yang beriman, sukakah
kamu aku tunjukkan suatu perniagaan yang dapat menyelamatkanmu dari azab yang
pedih?. (yaitu) kamu beriman kepada Allah
dan RasulNya dan berjihad di jalan Allah dengan harta dan jiwamu. Itulah yang
lebih baik bagimu, jika kamu mengetahui.
Ketika keuntungan dalam perniagaan dengan Allah SWT
mau dicapai oleh manusia, ternyata bisa jadi banyak manusia yang bangkrut,
Rasulullah SAW memberikan contoh dalam sabdanya:
قاَلَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى
اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَتَدْرُوْنَ مَاالْمُفْلِسُ؟ قَالُوا اَلْمُفْلِسُ
فِيْنَا مَنْ لاَدِرْهَمَ لَهُ وَلاَ مَتَاعَ فَقَالَ إِنَّ الْمُفْلِسَ مِنْ
أُمَّتِى يَأْْتِى يَوْمَ الْقِيَامَةِ بِصَلاَةٍ وَصِيَامٍ وَزَكَاةٍ وَيَأْتِى
قَدْ شَتَمَ هَذَا وَقَذَفَ هَذَا وَأَكَلَ مَالَ هَذَا وَسَفَكَ دَمَ هَذَا
وَضَرَبَ هَذَا فَيُعْطَى هَذَا مِنْ حَسَنَاتِهِ هِ فَإِنْ فُنِيَتْ حَسَنَاتُهُ
قَبْلَ أَنْ يُقْضَ مَا عَلَيْهِ أُخِذَا مِنْ خَطَايَاهُمْ فَطُرِحَتْ عَلَيْهِ
ثُمَّ طُرِحَ فِى النَّارِ
Artinya Rasulullah bersabda: “Tahukah kamu, siapakah
yang dinamakan muflis (orang yang bangkrut)?”. Sahabat menjawab: “Orang yang
bangkrut menurut kami ialah orang yang tidak punya dirham (uang) dan tidak pula
punya harta benda”. Sabda Nabi: “Sesungguhnya orang yang bangkrut dari umatku
datang dihari kiamat membawa salat, puasa dan zakat. Dia datang pernah mencaci
orang ini, menuduh (mencemarkan nama baik) orang ini, memakan (dengan tidak
menurut jalan yang halal) akan harta orang ini, menumpahkan darah orang ini dan
memukul orang ini. Maka kepada orang tempat dia bersalah itu diberikan pula
amal baiknya. Dan kepada orang ini diberikan pula amal baiknya. Apabila amal
baiknya telah habis sebelum hutangnya lunas, maka, diambil kesalahan orang itu
tadi lalu dilemparkan kepadanya, sesudah itu dia dilemparkan ke neraka (HR.
Muslim).
Dari hadis di atas, ada tiga model orang yang
bangkrut sehingga amal baiknya tidak cukup untuk menutupi keburukannya:
1. Mencaci dan memfitnah
Mencaci
apalagi memfitnah merupakan perbuatan yang sangat tercela, dalam kehidupan
sekarang, banyak orang yang melakukannya sehingga terjadi banyak konflik antar
satu orang dengan orang yang lain atau antar satu kelompok dengan kelompok
lainnya.
Pada
zaman sekarang saling mencaci bahkan sudah digunakan untuk mencari nafkah
seperti yang dilakukan para pelawak dengan menghina teman lawaknya juga
meskipun yang dihina tidak marah, tapi paling tidak hal itu telah membangun
budaya saling menghina, apalagi yang dihina adalah ciptaan Allah SWT seperti
menghina postur tubuh yang pendek, kulit yang hitam, gigi yang tonggos, bibir
yang monyong, dll. Ini semua akan menjatuhkan martabat manusia dan rasa percaya
dirinya menjadi rendah sehingga menjadi sesuatu yang sangat tidak dibenarkan.
Dalam
konteks fitnah, hal yang sangat tragis adalah orang yang tidak bersalah dituduh
sebagai orang yang bersalah, sedangkan orang yang bersalah seolah-olah menjadi
tidak salah, namun hal ini sebenarnya sangat merugikan pelakunya,
Allah
SWT berfirman: Hai orang yang beriman, janganlah suatu kaum mengolok-olokan
kaum yang lain (karena) boleh jadi mereka (yang diolok-olokkan) lebih baik dari
mereka (yang mengolok-olokan)n dan jangan pula wanita-wanita (mengolok-olokan)
wanita yang lain (karena) boleh jadi wanita (yang diolok-olokkan) lebih baik
dari wanita (yang mengolok-olokan) dan janganlah kamu mencela dirimu sendiri
dan janganlah kamu panggil memanggil dengan gelar-gelar yang buruk.
Seburuk-buruk
panggilan adalah (panggilan) yang buruk sesudah iman dan barangsiapa yang tidak
bertaubat, maka mereka itulah orang-orang yang zalim. Hai orang yang beriman,
jauhilah sebagian dari prasangka, sesungguhnya sebagian dari prasangka itu
adalah dosa dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain dan janganlah
sebagian kamu menggunjing sebagian yang lain, sukakah salah seorang diantara
kamu memakan daging saudaranya yang sudah mati?. Maka tentulah kamu merasa
jijik kepadanya. Dan bertaqwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima
taubat lagi Maha Penyayang (QS Al Hujurat [49]:11-12).
2. Memakan harta orang lain
Mencari
harta merupakan sesuatu yang diperintah oleh Allah SWT agar manusia bisa
memenuhi kebutuhan diri dan keluarganya, apalagi sampai bisa membantu orang
lain. Keharusan mencari harta bahkan bila perlu dengan menjelajah berbagai
penjuru bumi sebagaimana firman Allah SWT: Dialah yang menjadikan bumi itu
mudah bagi kamu, maka berjalanlah di segala penjurunya dan makanlah sebagian
dari rizki-Nya. Dan hanya kepada-Nya-lah kamu (kembali setelah) dibangkitkan
(QS Al Mulk [67]:15).
Meskipun
mencari harta merupakan sesuatu yang diperintah Allah SWT sehingga memiliki
keutamaan yang sangat tinggi dan mulia, namun mencarinya tetap tidak boleh
sampai menghalalkan segala cara, baik dengan menipu apalagi dengan mengambil
harta orang lain dan yang sangat tragis adalah bila ia berusaha mendapatkan
legalitas hukum untuk “menghalalkan” apa yang bukan miliknya itu, baik melalui
notaris maupun hakim yang bisa disogok, inilah yang oleh Rasul SAW dikelompokkan
sebagai orang yang bangkrut, Allah berfirman: Dan janganlah sebagian kamu
memakan harta sebagian yang lain diantaramu dengan jalan yang bathil dan
(janganlah) kamu membawa (urusan) harta itu kepada hakim, supaya kamu dapat
memakan harta benda orang lain dengan (jalan berbuat) dosa, padahal kamu
mengetahui (QS Al Baqarah [2]:188).
Setiap
kita pasti tidak suka bila harta yang kita miliki apalagi hal itu dicari dengan
susah payah, dimakan oleh orang lain dengan cara yang tidak benar, apalagi bila
lembaga penegak hukum malah membenarkan sesuatu yang tidak benar itu. Bila itu
tidak kita sukai, maka bagaimana mungkin kita justeru yang melakukan hal itu?.
Karenanya sangat wajar bila orang seperti itu termasuk orang yang bangkrut
dihadapan Allah sehingga ia menjadi orang yang sangat rugi.
3. Menganiaya dan membunuh
Sesama
manusia sebenarnya kita ini bersaudara yang membuat kita harus saling
menyayangi dan menghormati, bahkan saling melindungi bila ada pihak lain yang
menganggunya. Karena itu jangan sampai seseorang menganiaya orang lain, apalagi
sampai membunuhnya tanpa alasan yang bisa dibenarkan, Allah SWT berfirman: Dan
barangsiapa membunuh seorang mukmin dengan sengaja, maka balasannya ialah
jahannam, kekal ia di dalamnya dan Allah murka kepadanya dan mengutuknya serta
menyediakan azab yang besar baginya (QS An Nisa [4]:93).
Dalam
kehidupan manusia, ternyata telah banyak orang yang menjadi bangkrut yang akan
membuat mereka sangat menderita dalam kehidupan di akhirat nanti, hal ini
karena kenyataan menunjukkan betapa banyak manusia yang menganiaya manusia yang
lain dengan penganiayaan yang sangat kejam, bahkan tanpa sebab yang jelas dan
betapa banyak manusia yang membunuh orang lain tanpa alasan yang bisa
dibenarkan sehingga nyawa manusia yang begitu berharga melayang begitu saja
tanpa jelas pertanggungjawabannya di dunia ini.
Manakala
manusia termasuk ke dalam kelompok orang yang bangkrut, maka nilai kebaikan
yang ia lakukan di dunia, baik dalam konteks peribadatan kepada Allah SWT
maupun dalam hubungannya dengan sesama manusia akan dijadikan sebagai penebus
dosanya itu kepada orang yang dirugikannya, namun karena begitu besar dosanya
itu, maka iapun harus menutupi dosanya itu dengan azab neraka jahannam yang
tiada terkira pedihnya. Bila kita percaya tentang hal ini, maka pembuktiannya
adalah dengan tidak melakukan hal-hal yang membuat kita bisa menderita di
neraka jahannam sebagaimana yang dijelaskan oleh Rasul SAW dalam hadis di atas
Semoga kita tidak termasuk orang – orang yang beruntung dalam segala aktivitas dengan
hubungan dengan Allah dan dalam hubungan dengan manusia di dunia juga diakhirat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar