Materi Kultum
As Syifa’
Meraih Syafaat Al-Quran
Ada sebuah doa yang sangat populer. Doa biasanya dibaca ketika
kita selesai mengaji Al-Quran. Anak-anak Kaum Muslim sangat hafal doanya.
Bunyinya, “Allahummarhamnaa bil Qur`aan waj`alhu lanaa imaama wa nuuraa wa
hudaa wa rahmah, Allaahumma Dzakkirnaa minhu maa nasiinaa wa `allimnaa minhu
maa jahilnaa warzuqnaa tilaawatahu aanaa`allaili wa athroofan nahaar waj`alhu
lanaa hujjatan, yaa Rabbal `Aalamiin.”
Doa tersebut
berisi permohonan kepada Allah agar kita mendapat rahmat melalui Al-Quran,
diberi ilmu, bimbingan, cahaya iman, dengan Al-Qur`an. Di ujung doa ini
terdapat permintaan agar Al-Qur`an menjadi saksi yang meringankan kita di
hadapan Allah, “Waj`alhu lanaa hujjatan.”
Al-Quran
sebagai Kalam Allah bisa memberi pertolongan, atas izinNya, dalam bentuk
syafaat. Ia bisa menjadi perantara untuk menolong kita ketika
mempertanggungjawabkan amal kita di hadapan Allah Subhanahu Wata’ala.
Kita sebagai umat nabi Muhammad harus senang membaca
Al-Quran. Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wassallam telah bersabda :
اقرأوا الْقُرْآن فَإِنَّهُ يَأْتِي يَوْم
الْقِيَامَة شَفِيعًا لأَصْحَابه (رواه مسلم
“Bacalah Al-Quran, kelak ia akan datang di
Hari Kiamat memberi syafaat kepada para pembacanya.” (HR. Muslim).
Membaca Al-Quran
merupakan aktifitas yang harus menjadi kebutuhan rohani demi meningkatkan mutu
dan kualitas spiritual. Di era teknologi seperti sekarang ini, kita dapat
dengan mudah membaca Al-Quran lewat telepon genggam yang kita genggam ke mana
saja. Di bus, pesawat, kereta, di mana saja, kita dapat membacanya.
Maka, sangat
disayangkan apabila seorang muslim tidak bisa membaca Al-Quran. Sangat
disayangkan pula, jika seorang muslim yang sudah pandai membaca Al-Quran namun
tidak membiasakan dirinya dan keluarganya untuk istiqamah membacanya setiap
hari.
Sebagai
orangtua Muslim, kita memiliki
tanggungjawab besar untuk memastikan bahwa anak-anaknya bisa dan terbiasa
membaca Al-Quran. Beruntung jika mereka sampai pada tingkatan menghafalnya.
Kalau pun orang tua belum sanggup mengajarkan secara langsung, titipkanlah
mereka untuk belajar membacanya di TPQ atau Madrasah Diniyah.
Kelak
anak-anak yang tumbuh dalam bimbingan Al-Quran, Insya Allah, akan menjadi
keturunan yang membanggakan, generasi emas, pejuang Islam yang tangguh, karena
di hati mereka ada Al-Quran yang membimbing, menyinari, dan menjadi sebab
turunnya rahmat Allah kepada mereka.
Selain bisa membaca, mendengarkan lantunan
ayat-ayat suci Al-Quran juga menjadi jembatan meraih syafaatnya. Kita bisa
mendengarkan secara langsung lewat radio, televisi, atau Mp3 murottal yang
biasa diputar di masjid-masjid menjelang waktu shalat.
Mendengar
lantunan ayat-ayat suci Al-Quran akan membuat hati dan jiwa pendengarnya
tenteram dan damai. Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wassallam bersabda :
من قرأ القرآن كتب الله له بكل حرف عشر حسنات ومن سمع
القرآن كتب الله له بكل حرف حسنة وحشر في جملة من يقرأ ويرقى (رواه الديلمي)
“Siapa
yang membaca Al-Quran, Allah akan mencatat baginya, sepuluh pahala kebaikan di
tiap hurufnya dan siapa yang mendengarkan bacaan Al-Quran, Allah akan catat
untuknya, satu kebaikan di tiap hurufnya, serta ia akan dibangkitkan dalam
golongan orang yang membaca dan naik derajatnya.” (HR. Ad-Dailami)
Ayat-ayat
Al-Quran. Al-Quran tidak cukup hanya dibaca dan didengarkan. Lebih dari itu,
kita harus menjadikannya sebagai sumber inspirasi di berbagai bidang kehidupan.
Untuk bisa sampai ke arah tersebut, langkah yang harus kita tempuh adalah
mengkaji hikmah-hikmah yang ada di dalamnya.
Berbagai
penemun ilmiah dan fakta-fakta yang mencengankan ada dalam Al-Quran. Tinggal
sejauh mana kemauan kita dalam mempelajarinya. Rasulullah SAW bersabda tentang
orang yang mengkaji dan mempelajari ayat-ayat Allah :
تَعَلَّمُوا الْقُرْآنَ، فَإِنَّهُ يَأْتِي يَوْمَ
الْقِيَامَةِ شَافِعًا لِأَصْحَابِهِ (رواه ابن حبان
“Pelajarilah
Al-Quran oleh kalian, sebab kelak di Hari Kiamat ia akan datang memberi syafaat
kepada para pengkajinya.” (HR. Ibnu Hibban)
Mengamalkan
Hukum-hukum Al-Quran. Keadilan hukum merupakan dambaan setiap insan. Al-Quran
turun dengan tujuan, salah satunya, memberikan rasa aman dan perlindungan bagi
segenap jiwa manusia, dalam bentuk penegakan hukum untuk memutuskan suatu
perkara. Ketika suatu produk hukum berlandaskan nilai-nilai yang terkandung
dalam Al-Quran itu diterapkan, akan memberikan keadilan bagi seluruh anggota
masyarakat. Tidak ada lagi istilah, “hukum tajam ke bawah, tumpul ke atas.”
Sebagai
contoh, hukum tentang larangan mengonsumi minuman keras. Dalam Al-Quran
dijelaskan bahwa minuman keras itu merupakan perbuatan yang banyak mengandung
bahaya, mempengaruhi akal dan jiwa seseorang. Dampaknya mencakup banyak aspek,
meliputi : kerusakan pada diri orang yang mengonsuminya, keluarganya bahkan
suatu negara.
Jika larangan
mengonsumsi minuman keras ini diterapkan secara sungguh-sungguh, maka akan
memgurangi kejahatan yang terjadi di tengah masyarakat, akibat dampak Miras.
Siapa yang mengamalkan hukum-hukum Al-Quran, ia akan mendapat syafaatnya,
seperti yang disabdakan oleh Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wassallam:
مَنْ قَرَأَ الْقُرْآنَ يَقُومُ بِهِ أَنَاءَ اللَّيْلِ
وَالنَّهَارِ يُحِلُّ حَلَالَهُ وَيُحَرِّمُ حَرَامَهُ حَرَّمَ اللَّهُ لَحْمَهُ
وَدَمَهُ عَلَى النَّارِ , وَجَعَلَهُ رَفِيقَ السَّفَرَةِ الْكِرَامِ الْبَرَرَةِ
حَتَّى إِذَا كَانَ يَوْمُ الْقِيَامَةِ كَانَ الْقُرْآنُ لَهُ حُجَّةً (رواه
الطبراني)
“Siapa
yang membaca Al-Quran, dimana ia membacanya pada waktu shalat di tengah malam
dan siang hari, ia menghalalkan halalnya dan mengharamkan haramnya, maka Allah
haramkan daging dan darahnya terkena api neraka, dan akan menjadikannya teman
pendamping para malaikat yang mulia dan baik, serta pada Hari Kiamat nanti
Al-Quran akan menjadi hujjah (pembela) untuknya.” (HR. Thabrani)
, Mengajarkan Al-Quran kepada Orang
lain. Sudah menjadi kewajiban bagi setiap orang yang diberi ilmu oleh Allah
untuk mengamalkan apa yang sudah ia peroleh, walau pun satu ayat. Termasuk
mengajarkan Al-Quran dalam beragam bentuk seperti mengajarkan cara membaca yang
baik dan benar, menguraikan makna dan kandungan ayat, atau menghimpun tafsir Al-Quran
sebagai upaya mendekatkan umat kepada pemahaman terhadap Al-Quran yang baik,
tidak menyimpang, tidak salah jalan, salah tafsir yang bisa menimbulkan
keresahan kepada umat Islam.
Mengajarkan
Al-Quran sesuai dengan bimbingan para ulama yang ahli di bidangnya, akan
membuat umat semakin cinta terhadap Al-Quran dan mau mengamalkannya. Rasulullah
Shallallhu ‘Alaihi Wassallam bersabda :
من تعلم القرآن وعلمه وأخذ بما فيه كان له شفيعا ودليلا إلى
الجنة (رواه ابن عساكر
“Siapa
yang mempelajari Al-Quran, mengajarkan, dan mengamalkan isinya, maka ia akan
menjadi pemberi syafaat dan petunjuk jalan menuju surga.” (HR. Ibnu
Asakir).
Di saat kita
mengamalkan Al-Quran, landasannya adalah semata-mata mengharap ridha Allah,
bukan untuk mendapat pujian dan hadiah. Pengamalan Al-Quran dengan ikhlas akan
membuat seseorang bisa meraih syafaat Al-Quran. Rasulullah SAW bersabda:
تَعَلَّمُوا الْقُرْآنَ وَسَلُوا بِهِ الْجَنَّةَ قَبْلَ
أَنْ يَتَعَلَّمَ قَوْمٌ يَسْأَلُونَ بِهِ الدُّنْيَا، فَإِنَّ الْقُرْآنَ
يَتَعَلَّمُهُ ثَلَاثَةٌ: رَجُلٌ يُبَاهِي بِهِ، وَرَجُلٌ يَسْتَأْكِلُ بِهِ،
وَرَجُلٌ يَقْرَأُ لِلَّهِ عَزَّ وَجَلَّ (رواه البيهقي
“Pelajarilah
Al-Quran dan mintalah surga dengannya, sebelum muncul satu kaum yang
mempelajari Al-Quran untuk tujuan duniawi. Sesungguhnya ada tiga kelompok yang
mempelajari Al-Quran: (1) Seseorang yang mempelajarinya untuk membanggakan
diri, (2) Seseorang yang mencari makan darinya, dan (3) seseorang yang membaca
karena Allah Subhanahu Wata’ala.” (HR. Baihaqi)
Mari kita
mewujudkan doa kita, “waj`alhu lanaa hujjatan” kesaksian yang meringankan dari
Al-Quran. Seperti halnya kesaksian dalam suatu pengadilan, ada saksi yang
memberatkan dan ada pula saksi yang meringankan.
Tentunya kita tidak ingin menjadi sosok yang
mendapat kesaksian yang tidak kita harapkan. Kita berharap semoga kita,
keluarga, dan saudara-sadaura kita Kaum Muslimin, mendapat syafaat Al-Quran dengan
cara : membaca, mendengarkan, mengkaji, melaksanakan hukum-hukum
Al-Quran, mengajarkan dan melaksanakannya dengan ikhlas.
Wallahu a’lam
أَسْتَغْفِرُ اللهَ لِى وَلَكُمْ
وَلِجَمِيْعِ الْمُسْلِمِيْنَ مِنْ كُلِّ ذَنْبِ فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنَّهُ
هُوَالْغَفُوْرُالرَّحِيْمُ
Tidak ada komentar:
Posting Komentar